Results for Keluarga

8 Kebiasaan Efektif Stephen Covey: Kunci Sukses di Dunia Kerja dan Kehidupan Pribadi

14.32

Karya fenomenal Stephen Covey, "7 Habits of Highly Effective People", telah menjadi pedoman hidup bagi banyak orang, termasuk dalam dunia kerja. Tujuh kebiasaannya ini menawarkan kerangka kerja yang kokoh untuk mencapai kesuksesan dan pemenuhan diri, baik secara individu maupun organisasi.

Baru-baru ini, Covey melengkapi ketujuh kebiasaannya dengan "The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness", membawa konsep tersebut ke level selanjutnya. Berikut adalah ringkasan singkat kedelapan kebiasaan tersebut beserta penerapannya dalam dunia kerja dan kehidupan pribadi:

**1. ** Bersikap Proaktif (Be Proactive)

Kebiasaan ini menekankan tanggung jawab individu atas pilihan dan tindakannya. Di dunia kerja, bersikap proaktif berarti mengambil inisiatif, menyelesaikan tugas tanpa diminta, dan mencari solusi daripada menyalahkan orang lain. Karyawan proaktif adalah aset berharga bagi organisasi karena mereka mampu bekerja secara mandiri dan berkontribusi secara positif.

Penerapan:

  • Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur untuk pekerjaan dan kehidupan Anda.
  • Antisipasi masalah dan kembangkan solusi proaktif.
  • Ambil tanggung jawab atas tindakan dan keputusan Anda.
  • Bersikap terbuka terhadap umpan balik dan kritik yang membangun.

**2. ** Mulai dengan Tujuan dalam Pikiran (Begin with the End in Mind)

Kebiasaan ini mendorong Anda untuk mendefinisikan visi dan tujuan jangka panjang Anda sebelum mengambil tindakan. Di dunia kerja, ini berarti memahami tujuan organisasi dan bagaimana peran Anda berkontribusi pada pencapaian tersebut. Dengan memiliki tujuan yang jelas, Anda dapat membuat keputusan yang selaras dengan visi Anda dan meningkatkan fokus dan motivasi Anda.

Penerapan:

  • Buatlah pernyataan visi pribadi dan profesional yang jelas.
  • Sejajarkan tujuan Anda dengan tujuan tim dan organisasi Anda.
  • Evaluasi setiap keputusan dan tindakan berdasarkan dampaknya pada tujuan jangka panjang Anda.
  • Rayakan pencapaian Anda dan gunakan sebagai motivasi untuk terus maju.

**3. ** Dahulukan Hal yang Penting (First Things First)

Kebiasaan ini menekankan manajemen waktu dan prioritas yang efektif. Di dunia kerja, ini berarti fokus pada tugas yang paling penting dan berdampak tinggi terlebih dahulu. Dengan memprioritaskan dengan benar, Anda dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi stres, dan mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.

Penerapan:

  • Buatlah daftar tugas harian dan mingguan yang terprioritaskan.
  • Gunakan teknik manajemen waktu seperti matriks Eisenhower untuk memprioritaskan tugas.
  • Hindari gangguan dan multitasking.
  • Delegasikan tugas bila memungkinkan.

**4. ** Berpikir Menang-Menang (Think Win-Win)

Kebiasaan ini mendorong kolaborasi dan mencari solusi yang saling menguntungkan dalam situasi apa pun. Di dunia kerja, berpikir menang-menang berarti membangun hubungan yang positif dengan kolega, klien, dan mitra. Dengan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak, Anda dapat membangun kepercayaan, meningkatkan kerjasama, dan mencapai hasil yang lebih baik.

Penerapan:

  • Berlatihlah empati dan dengarkan dengan penuh perhatian sudut pandang orang lain.
  • Cari solusi kreatif yang memenuhi kebutuhan semua pihak.
  • Berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
  • Hindari sikap defensif dan menyalahkan.

**5. ** Berusaha Memahami Dulu, Baru Dipahami (Seek First to Understand, Then to Be Understood)

Kebiasaan ini menekankan pentingnya mendengarkan secara aktif dan memahami orang lain sebelum mencoba memengaruhi mereka. Di dunia kerja, komunikasi yang efektif sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat, menyelesaikan konflik, dan mencapai kerjasama yang sukses. Dengan berusaha memahami orang lain terlebih dahulu, Anda dapat membangun kepercayaan dan meningkatkan komunikasi yang efektif.

Penerapan:

  • Berlatihlah mendengarkan secara aktif tanpa menyela.
  • Ajukan pertanyaan terbuka untuk memahami perspektif orang lain.
  • Hindari membuat asumsi atau penilaian.
  • Bersikaplah empati dan hormati perbedaan.

**6. ** Sinergi (Synergize)

Kebiasaan ini mendorong kerjasama tim dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar daripada yang dapat dicapai individu secara terpisah. Di dunia kerja, sinergi berarti memanfaatkan kekuatan dan bakat individu yang unik untuk menciptakan hasil yang luar biasa. Dengan bekerja sama secara efektif, tim dapat mencapai lebih banyak hal dan mencapai tingkat kesuksesan yang lebih tinggi.

Penerapan:

  • Bangunlah tim yang beragam dengan berbagai keterampilan dan perspektif.
  • Ciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana orang merasa nyaman untuk berbagi ide.
  • Doronglah komunikasi terbuka dan kolaborasi.
  • Rayakan kesuksesan tim dan pelajari dari kegagalan.

7. Asahlah Gergaji (Sharpen the Saw)

Kebiasaan ini menekankan pentingnya pembaharuan diri secara berkelanjutan dalam empat dimensi: fisik, mental, sosial/emosional, dan spiritual. Di dunia kerja dan kehidupan pribadi, ini berarti:

  • Fisik: Jaga kesehatan dengan berolahraga teratur, makan makanan bergizi, dan cukup tidur.
  • Mental: Terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Baca buku, ambil kursus, dan tantang diri Anda secara intelektual.
  • Sosial/Emosional: Bangun dan pelihara hubungan yang kuat dengan keluarga, teman, dan kolega. Luangkan waktu untuk bersosialisasi dan terhubung dengan orang lain.
  • Spiritual: Temukan makna dan tujuan hidup Anda. Ini bisa melalui agama, meditasi, atau kegiatan yang memberi Anda rasa damai dan kepuasan.

Dengan mempertajam "gergaji" Anda, Anda akan memiliki energi, stamina, dan kejernihan mental untuk mencapai tujuan Anda dan menjalani kehidupan yang penuh dan berarti.

**8. ** Temukan Suara Anda dan Inspirasi Orang Lain untuk Menemukan Suara Mereka (Find Your Voice and Inspire Others to Find Theirs)

Kebiasaan kedelapan ini, yang diperkenalkan dalam "The 8th Habit", berfokus pada menemukan dan mengungkapkan potensi diri Anda yang unik, serta memberdayakan orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Penerapan:

  • Menemukan passion dan kekuatan Anda: Kenali hal-hal yang membuat Anda bersemangat dan di mana Anda memiliki keahlian terbaik.
  • Mengembangkan perspektif yang unik: Kontribusikan sudut pandang Anda yang berbeda dan inovatif.
  • Menjadi pemimpin yang inspiratif: Dorong dan dukung orang lain untuk mengejar tujuan mereka sendiri dan mencapai potensi penuh mereka.
  • Membangun hubungan yang otentik: Berkomunikasi secara jujur dan terbuka, serta tunjukkan siapa diri Anda sebenarnya.

Dengan menerapkan kebiasaan kedelapan ini, Anda tidak hanya dapat mencapai kesuksesan pribadi, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga tercipta lingkungan kerja dan kehidupan yang lebih dinamis, kreatif, dan penuh dengan pencapaian.

8 Kebiasaan Efektif Stephen Covey: Kunci Sukses di Dunia Kerja dan Kehidupan Pribadi 8 Kebiasaan Efektif Stephen Covey: Kunci Sukses di Dunia Kerja dan Kehidupan Pribadi Reviewed by Ade on 14.32 Rating: 5

Remaja Gaul, Kenali Tanda Gangguan Kesehatan Mental!

13.53


Masa remaja identik dengan masa penuh gejolak, penuh rintangan, dan penuh penemuan diri. Di balik tawa dan keceriaan, tak jarang remaja dihadapkan pada berbagai tekanan dan masalah yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

Sebagai orang tua, guru, teman, atau remaja itu sendiri, penting untuk memahami tanda-tanda gangguan kesehatan mental pada anak muda. Berikut beberapa ciri-cirinya yang perlu diwaspadai:

1. Perubahan Perilaku dan Emosi yang Signifikan:

  • Perubahan Mood: Perasaan sedih, cemas, atau marah yang berlebihan dan berlangsung lama, mudah tersinggung, atau kehilangan minat pada kegiatan yang biasanya disukai.
  • Penurunan atau Peningkatan Energi: Merasa lelah terus-menerus, sulit berkonsentrasi, atau sebaliknya, mengalami energi yang berlebihan dan sulit tidur.
  • Isolasi Diri: Menarik diri dari pergaulan, lebih suka menyendiri, dan menghindari interaksi sosial.
  • Perubahan Pola Makan dan Tidur: Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan, mengalami kesulitan tidur atau tidur berlebihan.
  • Penyalahgunaan Zat: Penggunaan alkohol, narkoba, atau obat-obatan terlarang sebagai pelarian dari masalah.

2. Perilaku Berbahaya dan Menyakiti Diri Sendiri:

  • Pikiran untuk Bunuh Diri atau Melukai Diri Sendiri: Sering mengungkapkan keinginan untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri, seperti menyayat tangan atau menabrakkan diri ke kendaraan.
  • Perilaku Berisiko: Melakukan tindakan berbahaya tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti balapan liar atau mengonsumsi obat terlarang.
  • Penyalahgunaan Gadget: Terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar dan mengabaikan aktivitas lain, seperti interaksi sosial atau belajar.

3. Penurunan Performa Akademik dan Aktivitas Sehari-hari:

  • Penurunan Prestasi Sekolah: Nilai yang menurun drastis, kesulitan mengerjakan tugas, atau tidak fokus saat belajar.
  • Ketidakmampuan Mengurus Diri Sendiri: Mengabaikan kebersihan diri, tidak mengurus pekerjaan rumah, atau tidak bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban.
  • Ketidakhadiran di Sekolah atau Aktivitas Lainnya: Sering bolos sekolah atau tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tanpa alasan yang jelas.

4. Keluhan Fisik yang Tidak Jelas Asal Usulnya:

  • Sakit kepala, sakit perut, atau kelelahan yang tidak kunjung sembuh.
  • Nyeri otot atau sendi tanpa alasan yang jelas.
  • Gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit.

Penting untuk diingat:

  • Tanda-tanda di atas tidak selalu menunjukkan adanya gangguan kesehatan mental.
  • Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi tekanan dan masalah.
  • Jika kamu atau orang yang kamu kenal menunjukkan beberapa tanda-tanda di atas, segera hubungi profesional kesehatan mental untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Mari bersama-sama jaga kesehatan mental remaja!

Remaja Gaul, Kenali Tanda Gangguan Kesehatan Mental! Remaja Gaul, Kenali Tanda Gangguan Kesehatan Mental! Reviewed by Ade on 13.53 Rating: 5

Sejarah Fenomena Karoshi di Jepang dan Kondisinya Saat Ini

09.20


Karōshi
, berasal dari kata 過労死 (karo-shi), yang berarti "kematian karena bekerja berlebihan". Fenomena ini merujuk pada kematian seseorang akibat jam kerja yang panjang dan melelahkan di Jepang.

Sejarah Singkat Karōshi:

  • Awal Mula: Fenomena ini pertama kali diamati pada tahun 1960-an, dengan kasus kematian seorang pria berusia 29 tahun akibat stroke di tempat kerja.
  • Peningkatan Kasus: Karōshi mulai menjadi perhatian publik pada tahun 1980-an dan 1990-an, dengan meningkatnya kasus kematian akibat kelelahan dan stres kerja.
  • Pengakuan Resmi: Pada tahun 2014, pemerintah Jepang secara resmi mengakui Karōshi sebagai masalah kesehatan masyarakat.

Faktor-faktor yang Mendorong Karōshi:

  • Budaya Kerja Keras: Budaya kerja keras di Jepang, di mana karyawan diharuskan bekerja lembur dan dedikasi tinggi, menjadi salah satu faktor utama.
  • Tekanan Kerja: Tekanan untuk memenuhi target dan mencapai kesuksesan dalam pekerjaan juga berkontribusi terhadap Karōshi.
  • Kurangnya Keseimbangan Kehidupan Kerja: Kurangnya waktu untuk istirahat dan bersantai di luar pekerjaan dapat memperburuk stres dan kelelahan.

Upaya Mengatasi Karōshi:

  • Pemerintah: Pemerintah Jepang telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengurangi Karōshi, seperti pembatasan jam kerja lembur dan mendorong penggunaan cuti tahunan.
  • Perusahaan: Banyak perusahaan di Jepang mulai menerapkan program untuk meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja, seperti program "Work-Life Balance" dan "No Überstunden Day".
  • Masyarakat: Masyarakat Jepang mulai sadar akan bahaya Karōshi dan mendorong perubahan budaya kerja yang lebih sehat.

Kondisi Karōshi Saat Ini:

Meskipun telah ada upaya untuk mengatasi Karōshi, fenomena ini masih menjadi masalah di Jepang.

  • Statistik: Statistik resmi menunjukkan sekitar 2.000 kasus Karōshi per tahun, namun banyak ahli percaya jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.
  • Kasus Terkenal: Kasus Karōshi yang terkenal adalah kematian seorang jurnalis muda NHK pada tahun 2013 akibat kelelahan kerja.
  • Dampak: Karōshi tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Kemungkinan Karōshi di Indonesia:

Meskipun budaya kerja di Indonesia tidak seketat di Jepang, Karōshi tetap berpotensi terjadi.

  • Faktor Risiko: Faktor risiko seperti jam kerja panjang, stres kerja, dan kurangnya keseimbangan kehidupan kerja juga ada di Indonesia.
  • Kasus yang Dilaporkan: Beberapa kasus kematian akibat kelelahan kerja telah dilaporkan di Indonesia, meskipun belum ada data resmi yang komprehensif.
  • Upaya Pencegahan: Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang Karōshi dan mendorong budaya kerja yang lebih sehat di Indonesia.

Kesimpulan:

Karōshi adalah fenomena serius yang dapat berakibat fatal. Upaya untuk mengatasi Karōshi harus dilakukan di berbagai tingkatan, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran dan mempromosikan budaya kerja yang sehat, kita dapat mencegah tragedi Karōshi terulang kembali.

Sejarah Fenomena Karoshi di Jepang dan Kondisinya Saat Ini Sejarah Fenomena Karoshi di Jepang dan Kondisinya Saat Ini Reviewed by Ade on 09.20 Rating: 5

Viral Tak Selalu Baik: Pelajaran Berharga dari Kasus Robby Purba, Satpam PI, dan Kasus Viral Lainnya

10.47

 

Kasus viral Robby Purba dan satpam Plaza Indonesia (PI) yang dipicu video pemukulan anjing K9 telah menggemparkan media sosial dan memantik berbagai reaksi.

Dari sudut pandang psikologis, kasus ini menawarkan banyak pelajaran berharga.

Berikut analisis yang lebih mendalam dan perbandingan dengan kasus viral serupa:

1. Dinamika Emosi dan Motivasi:

Kasus ini menunjukkan bagaimana emosi dan motivasi individu dapat memengaruhi cara mereka bertindak dan bereaksi terhadap suatu situasi.

Robby Purba, terdorong rasa cintanya terhadap hewan dan kemarahan atas tindakan satpam, mengunggah video tersebut tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.

Di sisi lain, satpam PI, mungkin merasa tertekan dan frustrasi dalam situasi tersebut, sehingga bertindak dengan cara yang tidak tepat.

Kasus serupa yang dapat dibandingkan adalah kasus Ahok dan Buni Yani. Ahok, saat itu Gubernur DKI Jakarta, mengeluarkan pernyataan yang dianggap menyinggung SARA.

Buni Yani kemudian mengunggah potongan video Ahok dengan narasi yang provokatif, memicu kemarahan publik dan berujung pada kasus hukum.

Dalam kedua kasus ini, emosi dan motivasi individu memainkan peran penting dalam memicu konflik dan kontroversi.

2. Dampak Media Sosial dan Framing Informasi:

Media sosial menjadi amplifikator kuat yang menyebarkan informasi dengan cepat dan luas.

Video Robby Purba yang viral memicu reaksi publik yang beragam, dan banyak yang hanya melihat informasi yang sepotong-sepotong.

Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan framing informasi yang bias.

Kasus serupa adalah kasus Ratna Sarumpaet. Ratna berbohong tentang dianiaya, dan ceritanya disebarkan secara luas di media sosial.

Kebohongan Ratna kemudian terbongkar, dan kasus ini menunjukkan bagaimana informasi yang dibingkai dan disebarkan di media sosial dapat memiliki dampak yang signifikan.

3. Pentingnya Empati dan Perspektif Multi-Sisi:

Empati dan kemampuan melihat situasi dari berbagai perspektif sangatlah penting untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik.

Robby Purba, pada awalnya, tidak memahami konteks lengkap kejadian dan hanya melihat dari sudut pandangnya.

Satpam PI, mungkin juga memiliki alasan dan perspektifnya sendiri atas tindakannya.

Kasus serupa adalah kasus Budi Weda. Budi Weda menulis cuitan yang dianggap menyinggung suku Minang, memicu kemarahan publik.

Budi Weda kemudian meminta maaf dan menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud menyinggung.

Kasus ini menunjukkan pentingnya untuk memahami konteks dan latar belakang individu sebelum mengambil kesimpulan.

4. Komunikasi yang Efektif dan De-eskalasi:

Kurangnya komunikasi yang efektif antara Robby Purba dan pihak Plaza Indonesia memperkeruh situasi dan memicu kesalahpahaman.

Komunikasi yang terbuka, jujur, dan saling menghormati antar pihak yang terlibat sangatlah penting dalam menyelesaikan konflik dan mencapai solusi yang memuaskan.

Kasus serupa adalah kasus keributan di McD Sarinah. Dua kelompok pengunjung terlibat keributan, dan video keributan tersebut viral di media sosial.

Kasus ini menunjukkan pentingnya de-eskalasi dan komunikasi yang tepat dalam menyelesaikan konflik.

5. Edukasi dan Pencegahan:

Kasus Robby Purba dan satpam PI dapat menjadi momentum untuk meningkatkan edukasi terkait perlakuan terhadap hewan dan protokol keamanan.

Masyarakat perlu diedukasi tentang cara memperlakukan hewan dengan baik dan etis, serta petugas keamanan perlu dibekali pelatihan yang memadai untuk menangani situasi yang melibatkan hewan.

Kasus serupa adalah kasus penganiayaan hewan di Depok. Seorang pria menganiaya seekor anjing, dan videonya viral di media sosial.

Kasus ini memicu kecaman publik dan mendorong edukasi tentang perlakuan yang tepat terhadap hewan.

Kesimpulan:

Kasus Robby Purba dan satpam PI adalah contoh kompleks dari bagaimana emosi, motivasi, media sosial, framing informasi, empati, komunikasi, dan edukasi dapat berinteraksi dan menghasilkan konsekuensi yang signifikan.

Dengan memahami berbagai aspek psikologis dari kasus ini dan membandingkannya dengan kasus viral serupa, kita dapat belajar untuk menjadi individu yang lebih bijaksana, bertanggung jawab, dan mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif.

Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa di era digital, kita perlu berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan

Viral Tak Selalu Baik: Pelajaran Berharga dari Kasus Robby Purba, Satpam PI, dan Kasus Viral Lainnya Viral Tak Selalu Baik: Pelajaran Berharga dari Kasus Robby Purba, Satpam PI, dan Kasus Viral Lainnya Reviewed by Ade on 10.47 Rating: 5

Usir Rasa Malas, Jadilah Pribadi Berkelas!

16.13


Rasa malas bagaikan hantu yang selalu mengintai, siap menggagalkan target dan memicu penyesalan. Di tengah padatnya tuntutan pekerjaan dan sosial, rasa malas bisa menjadi bumerang yang menghancurkan semangat.

Tenang, Anda tidak sendirian! berikut tips ampuh untuk mengusir rasa malas dan kembali bersemangat:

1. Susun Daftar Jitu Penakluk Malas:

Buatlah daftar pekerjaan dan atur rencana harian. Ini membantu Anda menyelesaikan tugas tepat waktu, terutama saat dikejar deadline.

2. Lawan Tunda-Menunda:

Menunda pekerjaan hanya menambah beban. Mulailah dari tugas kecil dan sederhana untuk membangun semangat. Lakukan yang kompleks setelah menyelesaikan yang mudah. Strategi ini membantu Anda termotivasi dan terhindar dari rasa malas karena pekerjaan yang berat.

3. Sempurna Boleh, Tepat Waktu Lebih Penting:

Menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna memang memuaskan, tapi perhatikan juga deadline. Terkadang, pekerjaan harus selesai tepat waktu. Sempurnakan secukupnya, jangan sampai terlambat dan mengecewakan banyak pihak.

4. Jangan Ragu Meminta Bantuan:

Kerja tim bukan hal yang mudah, tapi bisa sangat bermanfaat. Jika kesulitan, jangan ragu meminta bantuan orang lain. Meminta bantuan bukan berarti Anda tidak mampu, tapi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih optimal.

5. Prioritaskan Pekerjaan:

Buatlah daftar prioritas untuk menyelesaikan pekerjaan secara bertahap. Dahulukan tugas yang mendesak agar performa Anda di perusahaan tetap terjaga. Gunakan metode daftar pekerjaan dengan deadline masing-masing untuk meningkatkan motivasi dan mengurangi rasa malas.

6. Jauhi Distraksi Pengganggu:

Media sosial memang menyenangkan, tapi juga bisa mencuri waktu produktif dan menghambat pekerjaan. Fokuslah pada tugas Anda, kurangi bermain media sosial, dan usir rasa malas yang menggoda.

Ingat, Anda memiliki kekuatan untuk mengalahkan rasa malas dan meraih kesuksesan. Terapkan tips-tips di atas dan rasakan sendiri perubahannya

Usir Rasa Malas, Jadilah Pribadi Berkelas!   Usir Rasa Malas, Jadilah Pribadi Berkelas! Reviewed by Ade on 16.13 Rating: 5

UU Cuti Hamil 6 Bulan: Angin Segar bagi Ibu Bekerja di Indonesia!

11.15


Kabar gembira bagi para ibu bekerja di Indonesia! Pada tanggal 4 Juni 2024, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengesahkan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA). Salah satu poin penting dalam UU ini adalah hak cuti hamil selama 6 bulan bagi ibu yang melahirkan.

Aturan sebelumnya hanya memberikan cuti hamil selama 3 bulan. Hal ini tentu saja disayangkan, karena banyak ibu yang merasa waktu tersebut tidak cukup untuk pemulihan fisik dan mental setelah melahirkan, serta untuk membangun bonding dengan bayi mereka.

UU KIA baru ini memberikan keleluasaan bagi ibu untuk memilih cuti selama 6 bulan, dengan tiga bulan pertama diambil paling singkat, dan tiga bulan berikutnya dapat diperpanjang dengan alasan tertentu, seperti:

  • Keadaan kesehatan ibu yang tidak memungkinkan
  • Kelahiran bayi kembar, tiga, atau lebih
  • Kelahiran bayi dengan cacat bawaan
  • Ibu yang tidak memiliki asisten rumah tangga

Selain itu, UU KIA juga mengatur tentang:

  • Pemberian hak menyusui selama 2 tahun
  • Pemberian hak istirahat menyusui minimal 30 menit setiap 2 jam
  • Penyediaan ruang menyusui yang layak di tempat kerja
  • Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tentang pengasuhan anak

Pengesahan UU KIA ini merupakan langkah maju dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak di Indonesia. Diharapkan dengan adanya UU ini, hak-hak ibu yang bekerja dapat terpenuhi dengan lebih baik, dan kesehatan fisik dan mental ibu dan anak dapat terjaga.

Berikut beberapa manfaat cuti hamil 6 bulan bagi ibu:

  • Mempercepat pemulihan fisik dan mental setelah melahirkan
  • Membangun bonding yang lebih kuat dengan bayi
  • Meningkatkan kualitas menyusui
  • Mengurangi risiko depresi pasca persalinan
  • Meningkatkan kesehatan mental dan emosional ibu
  • Meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak

Bagi perusahaan, manfaat cuti hamil 6 bulan juga cukup signifikan, antara lain:

  • Meningkatkan retensi karyawan perempuan
  • Meningkatkan produktivitas karyawan perempuan
  • Meningkatkan citra perusahaan sebagai perusahaan yang ramah keluarga
  • Meningkatkan loyalitas karyawan perempuan

Pengesahan UU KIA ini merupakan awal yang baik untuk mewujudkan Indonesia yang ramah keluarga. Diharapkan dengan adanya UU ini, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi bagi ibu yang bekerja dapat tercapai.

Mari kita dukung implementasi UU KIA ini agar hak-hak ibu dan anak di Indonesia dapat terpenuhi dengan lebih baik!

UU Cuti Hamil 6 Bulan: Angin Segar bagi Ibu Bekerja di Indonesia! UU Cuti Hamil 6 Bulan: Angin Segar bagi Ibu Bekerja di Indonesia! Reviewed by Ade on 11.15 Rating: 5

Atasi Insecure: Bangun Kepercayaan Diri dan Rasakan Kebahagiaan!

11.02


Pernahkah kamu merasa kurang percaya diri atau insecure? Perasaan ini seringkali muncul dan menyebabkan kita menyakiti diri sendiri atau orang lain. Insecure membuat kita rendah diri dan menutup diri dari lingkungan.

Kabar baiknya: Rasa insecure bisa diatasi! Berikut 5 cara yang bisa kamu terapkan:

1. Kenali Rasa Insecure-mu

Langkah pertama adalah mengakui dan memahami perasaan insecure. Pahami pemicunya: pengalaman masa lalu, perbandingan dengan orang lain, atau tekanan lingkungan. Mengetahui akar permasalahannya adalah kunci untuk mengatasinya.

2. Temukan Asalnya

Rasa insecure seringkali berasal dari pengalaman masa lalu yang traumatis. Sadarilah bahwa perasaan ini tidak selalu rasional dan tidak berdasar pada kenyataan saat ini. Jangan biarkan masa lalu mengendalikanmu. Belajarlah dari pengalaman tersebut dan teruslah maju.

3. Bangun Kepercayaan Diri

Kunci utama untuk mengatasi insecure adalah membangun kepercayaan diri yang positif. Fokus pada prestasi dan kelebihanmu, bukan pada kekurangan. Ingatlah bahwa kamu memiliki nilai dan potensi yang unik. Tulis daftar prestasi dan kualitas positifmu, dan perhatikan mereka saat kamu merasa insecure.

4. Hentikan Perbandingan

Membandingkan diri dengan orang lain adalah musuh utama rasa insecure. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki perjalanan dan kehidupan yang berbeda. Alihkan perhatianmu dari perbandingan dan fokuslah pada perkembangan pribadimu.

5. Terimalah Kritik dan Kegagalan

Tidak ada yang sempurna. Kegagalan dan kritik adalah bagian alami dari kehidupan. Terimalah kenyataan bahwa kamu mungkin membuat kesalahan dan berjuang pada suatu saat. Yang penting adalah bagaimana kamu belajar dari pengalaman tersebut dan tumbuh menjadi versi yang lebih baik dari dirimu.

Ingatlah:

  • Kamu tidak sendiri. Banyak orang yang mengalami rasa insecure.
  • Insecure bukan akhir dari segalanya. Insecure bisa diatasi.
  • Percaya diri adalah kunci untuk kebahagiaan.
  • Kamu memiliki kekuatan untuk mengubah hidupmu.

Terapkan tips di atas, bangun kepercayaan dirimu, dan rasakan kebahagiaan hidup yang bebas dari insecure!

Bonus:

  • Bergabunglah dengan komunitas yang positif.
  • Lakukan hal-hal yang kamu sukai.
  • Rawat diri dengan baik.
  • Cari bantuan profesional jika kamu merasa kesulitan untuk mengatasi insecure sendiri.

Dengan tekad dan usaha, kamu pasti bisa menaklukkan rasa insecure dan meraih kehidupan yang lebih bahagia dan penuh makna!

Atasi Insecure: Bangun Kepercayaan Diri dan Rasakan Kebahagiaan! Atasi Insecure: Bangun Kepercayaan Diri dan Rasakan Kebahagiaan! Reviewed by Ade on 11.02 Rating: 5

Memperkuat Kendali, Memperluas Pengaruh, Memfokuskan Kepedulian

10.05

 

 
 
Lingkaran pertama dan terkecil di tengah adalah lingkaran kendali, mewakili aspek-aspek kehidupan kita yang secara langsung kita kendalikan. Ini adalah ruang di mana kita dapat melakukan perubahan. Lingkaran kendali melambangkan area di mana kita dapat mengambil tindakan yang berarti dan membuat perbedaan positif. 

Lingkaran ini mencakup pikiran, keyakinan, emosi, interpretasi, dan penilaian kita terhadap peristiwa eksternal. Kita harus berusaha memperkuat lingkaran ini dengan memfokuskan sebagian besar perhatian, energi, dan sumber daya kita pada lingkaran ini. Menajamkan pemikiran dengan belajar, memperkuat keimanan dengan beribadah, mengelola stress dengan berolahraga merupakah hal didalam kendali kita yang dapat memperkuat lingkaran kendali.

Hal terburuk adalah membiarkan lingkaran kendali kita dikendalikan oleh orang lain, belajar karena diperintah, beribadah karena ingin dipuji, marah-marah, FOMO, overthinking sehingga membuat ruang yang harusnya bisa kita kendalikan menjadi dikendalikan oleh orang lain atau keadaan dan kita merasa tidak berdaya, padahal ini adalah ruang yang harusnya secara penuh bisa kita kendalikan.

Lingkaran kedua yang sedikit lebih besar adalah lingkaran pengaruh, mewakili perpotongan faktor-faktor yang berada dalam kendali langsung kita dan faktor-faktor yang berada di luar wilayah kendali kita.

Secara harfiah, ini adalah zona abu-abu. Kita mungkin mempunyai atau tidak mempunyai kekuatan untuk memperluas pengaruh kita ke wilayah ini untuk menciptakan perubahan, namun kita bisa mencobanya. Contoh paling nyata lingkaran ini adalah bermunculannya para influencer atau key opinion leader yang dapat menggiring opini dan mempengaruhi orang/komunitas/negara dalam menentukan keputusan, termasuk tren "No Viral No Justice".

Dengan kendali yang kuat pada internal diri yang mendorong untuk berprestasi (sukses), maka ruang pengaruh dapat diperluas, pada contoh influencer/KOL orang akan melihat terlebih dahulu kepada mereka, apakah mereka orang yang sukses dalam belajar tentunya sangat cocok untuk mempengaruhi produk-produk pendidikan termasuk susu formula untuk anak (ambil contoh iklan susu formula yang mengadirkan Jerome sebagai bintang iklan), apakah mereka sukses dalam berolahraga tentunya akan sangat relevan jika menjadi influencer produk-produk suplemen olahraga (hanya sosis so nice yang membingungkan, mengambil influencer atlit tapi makanan cepat saji yang gak bikin kenyang apa lagi menambah energi...#contoh lingkaran perhatian saya)

Lingkaran terluar ketiga dan terbesar pada diagram mewakili lingkaran kepedulian. Lingkaran ini mencakup lebih banyak faktor, tantangan, dan keadaan eksternal yang mungkin kita pedulikan, namun jelas berada di luar kendali kita.

Lingkaran ini mencakup perekonomian global, perperangan luar negeri, iklim, dan cuaca, ini juga termasuk saat kita memikirkan sebagian besar tindakan, reaksi, perilaku, dan perasaan orang lain (contohnya perceraian artis yang kita kenal dia dan dia pasti gak kenal kita). Ryan Holiday (2016, hal. xi) menyatakannya secara ringkas: “Kita tidak bisa mengendalikan dunia di sekitar kita, tapi kita bisa mengendalikan reaksi kita terhadapnya.”

Tulisan ini dikutip dan dinarasikan ulang dari: https://positivepsychology.com/circles-of-influence/. Terinspirasi dari status rekan-rekan yang bermunculan "All Eyes of Rafah"
 
Cara Buat All Eyes on Rafah di Instagram Story dan Artinya 

Lingkarang kepedulian saya adalah dengan bereaksi melalui tulisan ini yang mungkin saja bagi siapa saja yang menjumpai tulisan ini dapat terpengaruh untuk membuat status/postingan terkait "All Eyes of Rafah". Lalu dalam lingkaran kendali saya, saya mendoakan dan berkeyakinan penuh bahwa kebenaran akan tetap tegak dan tidak ada penderitaan yang tidak akan dibalas dengan kemulian saat diikhlaskan.


-- Mampang, 29 Juni 2024 --
 

Memperkuat Kendali, Memperluas Pengaruh, Memfokuskan Kepedulian Memperkuat Kendali, Memperluas Pengaruh, Memfokuskan Kepedulian Reviewed by Ade on 10.05 Rating: 5

Maulid Nabi dan Kenangan Masa Kecil

10.06
Manusia Paling Sempurna, Seluruh Anggota Tubuh Rasulullah adalah Mukjizat 
 
Alhamdulillah masih ramai terkait Bidah Maulid,

Alhamdulillah rekan-rekan yang berilmu mau mengingatkan terkait Bidah,

Akses rekan-rekan terhadap ilmu agama dilancarkan dan diberi kemudahan dalam memahami ilmu agama,

Adapun dari pengalaman saya, sebagai orang yang lahir dan besar di lingkungan dengan ilmu agama yang minim,

Dari kecil di ajarkan bahwa Tuhan kami adalah Allah dan Nabi Kami adalah Muhammad,

Karena keterbatasan akses ilmu maka kami pun tidak tahu Allah itu dimana dan seperti apa,

Karena yang diajarkan oleh orang tua kami, bawah Allah itu tidak sama dengan makhluk (hamba) karena Dialah Sang Pencipta

Mempertanyakan Allah sangat tabu bagi kami, karena seorang hamba tidak layak mempertanyakan Tuannya.

Mengenal Rasulullah pun sangat terbatas, orang tua kami tak pandai meceritakan seperti apa Rasulullah,

Mengenal perjalanan Rasulullah kami dapatkan dari acara maulid ataupun isra' mikraj,

Kami diceritakan kelahiran, keluarga, pengangkatan, hijrah, isra' mikraj, dan perjuangan Rasulullah menyebarkan Islam,

Untuk mendengarkan cerita ini, kami harus mendatangkan ustad yang kadang berasal dari luar kota,

Biasanya beberapa hari sebelum acara maulid, kami akan keliling meminta sumbangan kepada tetangga, biasanya mereka akan sumbang beras,

Dari sumbangan inilah kami serahkan ke panitia untuk mengundang ustad sekedar untuk ongkos jalan dan kue-kue pada saat acara,

Tidak pernah ada pemaksaan, karena kami dengan sukarela menyumbangkan beras maupun tenaga untuk acara ini, dan kami sangat bersemangat,

Acara Maulid biasanya dilakukan pada malam hari, karena siang hari biasanya Bapak dan Ibu kami bekerja di sawah,

Biasanya pada siang hari sebelum maulid, Ibu-ibu kami menyiapkan kue-kue yang akan dibawa ke masjid untuk tambahan kudapan pada saat acara,

Bagi kami anak-anak kecil, hal ini sangat membahagiakan, membawa obor berjalan menuju masjid sambil membawa bekal kue-kue,

Sesampainya di masjid kami menyerahkan kue-kue tersebut untuk diatur oleh panitia, timbul kebahagiaan karena sudah berbagi,

Tentunya pun kami dapat mencicip kue-kue dari tetangga yang lain, sembari mendengarkan ceramah dan juga alunan rebana dari anak-anak TPA,

Dari ceramah inilah kami sedikit mengenal Rasulullah seperti apa dan menumbuhkan rasa cinta kepada Beliau,

Pulang ke rumah kembali membawa obor sambil berkejar-kejaran dengan teman-teman dan terkadang diteriaki oleh Ibu-ibu kami untuk hati-hati berjalan,

Itulah sekelumit kenangan Maulid maupun Isra Mikraj yang saya dapati,

Sepenggalan kebahagiaan masa kecil yang tak mungkin terulang.

-- Cinta Kami kepadamu ya Rasulullah --

18-Oktober-2021 (Sambil mengenang Almarhum Bapak - Alfatihah)

Maulid Nabi dan Kenangan Masa Kecil Maulid Nabi dan Kenangan Masa Kecil Reviewed by Ade on 10.06 Rating: 5

Kenangan

10.54


Sabtu,
02 Oktober 2021

Menjadi hari yang tak terlupakan,

Lirih suara telpon berdering dari Bengkulu, adik terkecil mengabarkan kalau Bapak sedang dibawa ke rumah sakit karena sudah tidak bernafas.

Adik pertama menjawab telponku dengan isak tangis nan pilu mengabarkan jika Bapak sudah dinyatakan meninggal karena penyempitan pembuluh jantung.

Bapak baru saja pulang dari Palembang, untuk melakukan pengobatan penyempitan tulang yang beliau alami.

Namun apa dikata pelayanan dan antrian bpjs memang sungguh sangat lama, sampai harus pulang lagi ke Bengkulu.

Di jalan pulang, sampai di Curup, Bapak mengeluh menggigil dan tidak mau makan, sehingga harus dirawat dan dinyatakan terkena tipes.

Bapak memaksa pulang dan akhirnya dirawat kembali di Tiara Sella, tidak bisa dapat kamar karena bpjs Bapak di vakumkan karena pulang atas permintaan sendiri sebelumnya di Curup, akhirnya hanya dirawat 1 malam dan pulang.

Sampai pada akhirnya Bapak meninggal dirumah.

Selamat jalan Bapak, cinta kami selalu untukmu. Alfatihah.

Kenangan Kenangan Reviewed by Ade on 10.54 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.